kau mau aku apa, pasti kan
ku beri
kau minta apa, akan ku turuti
walau harus aku terlelap dan
letih
ini demi kamu sayang
reff:
aku tak akan berhenti
menemani dan
menyayangimu
hingga matahari tak terbit
lagi
bahkan bila aku mati
ku kan berdoa pada Ilahi
tuk satukan kami di surga
nanti
tahukah kamu apa yang ku
pinta
di setiap doa sepanjang
hariku
Tuhan tolong aku, tolong
jaga dia
Tuhan aku sayang dia
_doaku untukmu sayang, Wali_
Mendengarkan lagu ini tak terasa air mata mengalir deras. Ya
Allah... Betapa aku sangat menyayangi anakku semata wayang itu. Mungkin
lagu itu sedikitnya melukiskan rasa Sayang dan Cintaku untuknya. Ya,
betapa berartinya Panji bagiku. Bahkan sangat berarti. Betapa cintaku
dan sayangku padanya utuh bersama tumbuh dengan rimbunnya. Segala daya
upaya akan aku lakukan untuk melihat senyumnya yang rupawan. Panji lah
yang menjadi pembasuh kesedihanku. Panjilah yang selalu dengan setianya
menunggui ku ketika shalat. Dia akan duduk diam di samping sajadahku,
tanpa sedikitpun mengganggu kekhusyuanku beribadah. Setelah aku
memanjatkan untaian kalimat mesra kepada Sang Tuhan, Panji langsung
mengulurkan tangannya untuk bersalaman denganku. Diciumilah punggung
tanganku dan tidak luput pula dia mengecup bibirku dengan lembut serta
mehujaniku ciuman di kedua pipi dan dahiku. Panjiku sayang... Anak ummi
yang Sholeh, beribu doa aku curahkan untukmu, Nak.. Agar kau kelak dapat
mengarungi duniamu ini dengan selalu mengingat Allah.. Satu yang kamu
harus tahu, betapa aku sangat mencintai dan menyayangi. Aku akan selalu
menemanimu, Nak.. Dalam suka maupun dukamu
love you forever my son..
(di usia Panji 21 bulan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar